Tuesday 22 July 2014

My Blogging World

Belum genap sebulan saya memulai blog ini, tulisan pertama saya tepatnya dipublish tanggal 3 Juli 2014. Dalam waktu singkat ini, belum banyak orang yang membaca atau sekadar membuka blog saya ini. Dari sedikit orang yang sudah "berkunjung", saya sudah mendapat beberapa feedback, dari yang memuji sampai memberi kritik dan saran. Semua saya tampung dengan senang hati.. Namanya juga newbie, masih butuh banyak masukan. Masukan-masukan yang saya terima di antaranya sebagai berikut:

1. Pak Suami - "bagus..."
Suami saya memang selalu begitu. Saya pernah mengutip lagu Tulus di blog saya beberapa hari lalu "kau selalu memuji apapun hasil tanganku yang tidak jarang payah.."
Begitulah, bertanya pendapatnya tentang hasil kerja saya tidak akan objektif hasilnya.

2. Utiya (friend, customer, vet) - "background-nya ga enak buat baca mbar... foto before-after harusnya dibedain masing-masing, banyakin review produk; cantumin kadaluarsa suatu produk, jarang nih..."
Siap Bu Dokter Hewan! Insya Alloh sarannya saya coba laksanakan satu per satu. Untuk sementara harap maklum, masih ijo banget di dunia per-blogging-an.

3. Nitya Krisnantari (friend, photographer, blogger) - "blog lo bagus mbar tulisannya, tinggal pake template yang sesuai tema aja.."
komen Ninit ini lah yang paling saya pikirkan, karena selam ini saya berpendapat bahwa saya membuat blog untuk belajar menulis, tampilan itu ga penting. Tapi pada kenyataannya, saya sendiri pun tertarik membaca blog salah satunya karena design dan foto-fotonya yang menarik.

Demi memenuhi harapan pembaca, hari ini saya browsing blogger template di situs yang disarankan Ninit, Etsy.com. Template di sana memang lucu-lucu bangettt... Tapiiiii semuanya berbayar! Yang paling murah seharga 6.9 USD.
Karena saya masih newbie dan masih medit.. Hehee
Saya main-main ke blog teman-teman lain, banyak juga ko yang menggunakan free template tapi lumayan tampilannya. Akhirnya, terpilihlah template saya saat ini, typefocus blogger template free by @ajaydesk.

So what do you think guys? Feel free to comment :)

Monday 7 July 2014

Saturday Night Makeup

Malam minggu kemarin, saya buka bersama beberapa teman dekat saat kuliah, here's how I look:



 Skincare
SK-II Facial Treatment Essence
Vaseline Petroleum Jelly Original (used as lip balm)
 The Body Shop Shiso Whitening Eye Serum
Kiehl's Ultra Facial Oil-Free Gel Moisturizer

Complexion
Shu Uemura Whiteffiecient UV Mousse Base
MAC Studio Fix Concealer on undereye and outer lips
Sonia Kashuk Hidden Agenda Concealer on redness
Benefit Hello Flawless Compact Powder

Eyes
Urban Decay Naked Eyeshadow ("naked" on eyelid & "sin" on browbone)
Viva Eyebrow Pencil Brown
The Body Shop Eyeliner Pencil "Dark Brown" used on eyebrow
Maybelline Lasting Drama Gel Eyeliner
Maybelline Hypersharp Eyeliner
NYX Retracable Eyeliner "Silk Cashmere" on inner waterline

Face color
MAC Powder Blush (forget the shade)
The Balm Mary-Lou on cheek bones

Lips
PAC Lip Liner on  Pastel Pink (as base)
MAC Russian Red (top), used with this method

Buat yang bertanya-tanya kenapa MAC Russian Red-nya ga terlalu bold, bisa dicek link di atas yah?

Eniwei, ini hasil jeprat-jepret narsis pake tongsis with the ladies :D




Thursday 3 July 2014

Wedding Vendors Review: Sanggar Liza

Jauh hari sebelum ada rencana pernikahan, saya sudah mengidam-idamkan untuk dirias salah satu periasnya Sanggar Liza. I’ve always amazed by their works since forever! Saya salah satu follower setia Mbak Fitri Liza dan Mbak Reny Liza di Instagram. Menurut saya, makeup dan  pakaian adalah hal yang terpenting dalam sebuah pesta pernikahan (besides catering, of course). Masuk akal dong, bukan Cuma karena kita akan “dipajang” seharian di pelaminan, tapi juga karena kita juga akan difoto dan foto itulah yang bisa kita kenang seumur hidup. Bayangkan kalau seandainya makeup pengantin kita tidak sesuai harapan atau baju yang kita kenakan kurang nyaman, akan mengurangi percaya diri dan merusak mood, sehingga hasil foto tidak akan bagus. (Halah, pembenaran :P )

Singkat cerita setelah lamaran, saya main ke Sanggar Liza untuk diskusi dan menanyakan beberapa hal. Ketika Mbak Maya, salah satu marketing di sana menyodorkan price list, alamak…. Harganya cukup bikin shocked. I don’t know if it’s me who doesn’t understand wedding expense would be that big, or they’re just overpriced. Akhirnya, kami pulang tanpa booking, masih berharap menemukan MUA lain yang harganya lebih miring namun kualitasnya hampir sama.

Some browsings and askings and discussing later, the battle of MUA narrowed into 2: Sanggar Liza dan Miarosa. Akhirnya saya memutuskan untuk memilih Sanggar Liza dengan pertimbangan hasil riasnya memang lebih bagus dan pilihan bajunya lebih banyak.

Pada kedatangan kami (me, mom and sisters) ke Sanggar Liza untuk kedua kalinya sangat berbeda dengan yang pertama. Saat pertama, suasana sanggar agak sepi karena bertepatan dengan Bulan Ramadhan, sedangkan yang kedua ramenya luar biasa. Pada kedatangan yang kedua kalinya itulah kami kembali bertemu dengan Mbak Maya, booking tanggal dan deal saat itu juga. Saya dapat perias Mbak Reny.

Pada kunjungan tersebut saya juga sempat melihat-lihat lemari kaca yang isinya contoh-contoh souvenir, rupanya Sanggar Liza juga melayani pemesanan souvenir. Saya naksir pocket mirror yang dipajang, harga yang ditempel hanya 5.000/pc. Cukup murah kan? Tapi seperti biasa, saya tidak buru-buru memutuskan dan berusaha mencari barangkali ada yang menjual lebih murah dengan kualitas lebih baik atau serupa. Pada akhirnya, saya tetap memutuskan untuk memesan souvenir dari Sanggar Liza. (Review lengkap mengenai souvenir akan dibahas di post selanjutnya).

Selama masa persiapan nikah entah berapa kali saya bolak-balik mengunjungi Sanggar Liza untuk berbagai keperluan. Mostly untuk memilih baju, tapi baju yang dipilih buanyaaakk sekali. Mulai baju mempelai wanita, mempelai pria, orang tua, kainnya, selopnya, model jilbabnya, dsb dst. Seringnya kalau ke sana saya diantar calon suami, tapi kadang juga sama Ibu. Ibu saya sempat bĂȘte melihat betapa ramainya sanggar saat itu sampai tidak ada orang yang bisa melayani kita. Saya juga sempat menanyakan mengenai test makeup, tapi di Sanggar Liza test makeup dikenai biaya yang lumayan (saya lupa tepatnya berapa). Yasudah, saya urungkan niat untuk test makeup, lagipula saya percaya hasil rias Sanggar Liza pasti mantap.

Pada H-7 saat saya melakukan fitting terakhir, Mbak Maya menginfokan bahwa saya akan dirias oleh Bu Liza free of charge (Bu Liza adalah founder Sanggar Liza). Saya senang tapi agak kecewa juga. Senang karena dirias oleh Bu Liza sendiri biasanya dikenakan additional charge 5juta, kecewa karena saya sudah menjalin komunikasi intens dengan Mbak Reny. Tapi saya yakin, sama Bu Liza pasti hasilnya lebih bagus (yaiyalaahh)…

When finally the big day come, I’m impressed with their performance.  Mereka datang pagi-pagi sekali, sebelum adzan Subuh, bahkan sebelum saya datang. Saya ditangani full oleh Bu Liza, kecuali untuk rias hijab. Orang tua dan keluarga lainnya ditangani asisten, hasilnya bagus-bagus semua. I should give them 4.5 out of 5 stars. Kenapa bukan 5? 0.5-nya adalah karena harga yang cukup mahal. Hehee...
Anyhow, here are some evidence of their great work:

 resepsi
 
 
akad


 Sampai saat ini (hampir 6 bulan menikah), saya masih rajin memperhatikan riasan pengantin di acara-acara resepsi. Kesimpulan saya, belum ada yang mengalahkan Sanggar Liza :)

La Belle Desire


Kecintaan saya pada makeup dimulai dari 3 tahun lalu, saat saya masih menjalani pendidikan trainee di perusahaan tempat kerja saat ini. Waktu itu, saya dan beberapa teman touch up sambil bergosip di toilet. Di situlah saya perhatikan Prita, teman yang skin tone-nya ga berbeda jauh dari saya, tetapi wajahnya langsung halus dan sedikit bright setelah dia memakai bedak. Idaman banget dong ya?

Ternyata pada masa itu, masa dimana gaji masih berupa uang saku trainee yang seadanya, Prita sudah menggunakan bedak MAC untuk dipakai sehari-hari. Takjub, saya pun ingin mengikuti jejaknya, tapi masih maju mundur, pertimbangan utama tentu harga. Saya dulu masih berkutat dengan drugstore cosmetics yang gampang ditemui saja. Koleksi makeup pun masih seputar bedak, eyeliner dan lipstick.

Sejak saat itu, saya rajin browsing sana sini mencari review bedak apa yang bagus tapi ga semahal MAC. Hahaa… medit.com. Long story short, sebulan setelahnya saya ke Singapore, kalap lah di Sephora. Hasil konsul dengan BA-nya, akhirnya saya bungkus Benefit Hello Flawless SPF15 Compact Powder in shade All the World is My Stage “Beige” (duhh.. rempong deh nama shade-nya). Selain itu, saya juga berhasil membawa pulang BareMinerals SPF20 Correcting Concealer. Hanya 2 items itu yang paling saya ingat, saya memang tidak belanja banyak karena well, like I said before, dana masih terbatas :D

image from here

 image from here

Bisa jadi 2 items tadi merupakan makeup haul saya yang pertama. Insya Alloh di post selanjutnya saya akan menulis review untuk keduanya. Moving on, beberapa bulan kemudian ketika saya sudah mendapat gaji sebagai pegawai tetap, hasrat belanja makeup berangsur-angsur meningkat, di mall selalu melirik beauty hall, ke Singapore/Malaysia kadang benar-benar cuma untuk belanja kosmetik. Online shopping juga dong pastinya…

Dari situlah muncul ide untuk mulai usaha cosmetics online shop. Daripada ke luar negeri cuma untuk belanja sendiri, lebih baik sekalian belanja banyak yang nantinya bisa dijual. Saat itulah instagram La Belle Desire lahir. Saya memberanikan diri membuka pre-order (PO) untuk kalangan orang-orang terdekat dulu, Alhamdulillah response teman-teman lumayan. Ketika barang sudah ready dan teman-teman yang PO sudah mendapat barang pesanannya, saya minta review dari mereka untuk saya posting di instagram. Nama "La Belle Desire" adalah hasil brainstorming saya dengan sepupu yang kuliah Sastra Prancis, artinya the desire to be pretty.

Running this business isn’t as easy as I thought, mungkin karena saya masih nyambi kerja kantoran. Followers meningkat bukan dalam waktu singkat, perputaran persediaan dan uang pun tergolong lamban, but I move along karena memang tujuan utama saya bukan semata-mata mencari keuntungan, tapi juga menyalurkan hobi. Berapapun yang didapat, toh saya tetap happy.

About Me

My Photo
juggling between wife-work-postgrad study-online seller makes me need at least 2 cups of coffee a day