Thursday 3 July 2014

La Belle Desire


Kecintaan saya pada makeup dimulai dari 3 tahun lalu, saat saya masih menjalani pendidikan trainee di perusahaan tempat kerja saat ini. Waktu itu, saya dan beberapa teman touch up sambil bergosip di toilet. Di situlah saya perhatikan Prita, teman yang skin tone-nya ga berbeda jauh dari saya, tetapi wajahnya langsung halus dan sedikit bright setelah dia memakai bedak. Idaman banget dong ya?

Ternyata pada masa itu, masa dimana gaji masih berupa uang saku trainee yang seadanya, Prita sudah menggunakan bedak MAC untuk dipakai sehari-hari. Takjub, saya pun ingin mengikuti jejaknya, tapi masih maju mundur, pertimbangan utama tentu harga. Saya dulu masih berkutat dengan drugstore cosmetics yang gampang ditemui saja. Koleksi makeup pun masih seputar bedak, eyeliner dan lipstick.

Sejak saat itu, saya rajin browsing sana sini mencari review bedak apa yang bagus tapi ga semahal MAC. Hahaa… medit.com. Long story short, sebulan setelahnya saya ke Singapore, kalap lah di Sephora. Hasil konsul dengan BA-nya, akhirnya saya bungkus Benefit Hello Flawless SPF15 Compact Powder in shade All the World is My Stage “Beige” (duhh.. rempong deh nama shade-nya). Selain itu, saya juga berhasil membawa pulang BareMinerals SPF20 Correcting Concealer. Hanya 2 items itu yang paling saya ingat, saya memang tidak belanja banyak karena well, like I said before, dana masih terbatas :D

image from here

 image from here

Bisa jadi 2 items tadi merupakan makeup haul saya yang pertama. Insya Alloh di post selanjutnya saya akan menulis review untuk keduanya. Moving on, beberapa bulan kemudian ketika saya sudah mendapat gaji sebagai pegawai tetap, hasrat belanja makeup berangsur-angsur meningkat, di mall selalu melirik beauty hall, ke Singapore/Malaysia kadang benar-benar cuma untuk belanja kosmetik. Online shopping juga dong pastinya…

Dari situlah muncul ide untuk mulai usaha cosmetics online shop. Daripada ke luar negeri cuma untuk belanja sendiri, lebih baik sekalian belanja banyak yang nantinya bisa dijual. Saat itulah instagram La Belle Desire lahir. Saya memberanikan diri membuka pre-order (PO) untuk kalangan orang-orang terdekat dulu, Alhamdulillah response teman-teman lumayan. Ketika barang sudah ready dan teman-teman yang PO sudah mendapat barang pesanannya, saya minta review dari mereka untuk saya posting di instagram. Nama "La Belle Desire" adalah hasil brainstorming saya dengan sepupu yang kuliah Sastra Prancis, artinya the desire to be pretty.

Running this business isn’t as easy as I thought, mungkin karena saya masih nyambi kerja kantoran. Followers meningkat bukan dalam waktu singkat, perputaran persediaan dan uang pun tergolong lamban, but I move along karena memang tujuan utama saya bukan semata-mata mencari keuntungan, tapi juga menyalurkan hobi. Berapapun yang didapat, toh saya tetap happy.

0 comments:

Post a Comment

About Me

My Photo
juggling between wife-work-postgrad study-online seller makes me need at least 2 cups of coffee a day